Pesona Batu Akik Maluku Utara Kian Redup

Editor: Taufik
[caption id="attachment_680" align="aligncenter" width="600"] Lapak pedagang batu akik Gamalama Ternate yang sepi pembeli (Foto : malutco)[/caption]

TERNATE, MALUT.CO – Pesona batu akik khas Maluku Utara yang sempat populer dan menjadi incaran masyarakat tanah air beberapa tahun lalu saat ini mulai meredup.


Hal ini diikuti dengan berkurangnya lapak penjualan batu akik yang dulu ramai di sekitar Gamalama Ternate kini tersisa hanya beberapa lapak yang masih bertahan.


Iwan Ridwan salah seorang pedagang batu akik yang berjualan di sekitar Gamalama Ternate mengatakan bahwa peminat batu akik saat ini sudah makin berkurang.


“Peminat batu akik sekarang berkurang tidak seperti tahun-tahun kemarin, sekarang pedagang yang jualan tinggal kita ini saja yang masih ada sebagian lagi di Salero sana tapi hanya 3 atau 4 penjual saja, kebanyakan penjual batu akik ngumpul disini,” ujar lelaki yang sudah berjualan batu akik sejak 6 tahun lalu ini.


Menurut Iwan untuk peminat batu akik saat ini terbanyak dari kalangan menengah keatas, “yang suka beli batu sekarang lebih banyak dari kelas menengah keatas, dulu yang meramaikan kebanyakan kelas menengah kebawah karna tren nya booming saat artis-artis pada pake dan presidan SBY kasih hadiah ke obama jadi masyarakat yang nonton itu pada ikut-ikutan,” ujarnya kepada MALUT.CO Rabu, 29 Maret 2017.


Saat ditanya soal penurunan harga batu akik, lelaki asli Bandung ini mengakui bahwa harga batu akik khas Maluku Utara saat ini turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.


“Pendapatan kita menurun drastis tidak seperti ditahun 2013 dan 2014 lalu, sekarang batu pada turun harga misalnya cincin batu Bacan ini dulunya mencapai harga 5-6 juta, sekarang hanya akan laku terjual 1 jutaan, cincin batu Obi dulu bisa sampai jutaan sekarang laku terjual 300rb-an itupun tergantung variasi warna, batu Haltim dan batu Kembang yang bercorak dulu masih ada harganya sekarang udah jarang ada yang mau beli” ungkapnya.


Begitu juga Toton pedagang lain batu akik, mengeluhkan pendapatannya berkurang semenjak peminat lokal batu akik Maluku Utara berkurang, "dulu pendapatan saya jualan cincin dalam 1 bulan 10-15 juta itu keuntungan bersih, sekarang menurun jauh dan tidak bisa ditentukan, bahkan sering 3 hari tidak ada pembeli sama sekali," keluhnya.


Iwan pun berharap kepada pihak pemerintah daerah agar lebih bekerjasama dengan media untuk membantu mengangkat kembali pamor batu akik Maluku Utara seperti tahun sebelumnya.


“Sebenarnya pemerintah itu kurang kerjasama deng media-media yang ada, pedagang batu kurang diperhatikan pemerintah, padahal sumber pemasukan daerah besar lho dari batu akik ini, dulu akik bisa terkenal karena ada media,” tutupnya. (red)

Share:
Komentar

Terbaru