Jugugu Versi Tagalaya Diminta Jangan Sembarang Angkat Sultan Jailolo

Editor: Redaksi
Perangkat Adat Kesultanan Jailolo | Foto Istimewa

JAILOLO,MALUT.CO - Al-Hajj Kaicil Muhammad Sidik Sjah, meminta pihak yang menguasai kedaton Tagalaya Kesultanan Jailolo untuk tidak sertamerta mengangkat sultan baru setelah meninggalnya Abdullah Hariyanto Syah. Sebab, Abdullah Haryanto Syah hanya menjabat sebagai Manyimo atau wakil Sultan Ternate yang di tempatkan oleh Sultan Ternate Mudaffar Syah pada Kesultanan Jailolo.

"Saya Al-Hajj Kaicil Muhammad Sidik Sjah, sebagai Sultan Jailolo, saat ini masih hidup dan Insya Allah dalam keadaan sehat walafiat. Perlu saya sampaikan, bahwa yang telah wafat pada hari selasa 24/10 di kedaton Tagalaya adalah (manyimo) atau mantan wakil sultan ternate yg pernah di tempatkan pada kesultanan Jailolo." kata Al-Hajj Kaicil Muhammad Sidik Sjah, pada Malut.co dalam bentuk press release via whastap minggu, ( 29/10) sore tadi.

Dia menegaskan, dengan beredar pemberitaan di media massa tentang rencana pelantikan Sultan Jailolo yang disampaikan oleh Hairudin Saifudin yang mengatasnamakan Jogugu Kesultanan Jailolo pada tanggal 25 oktober 2017 adalah kesalahan besar. 
"Sultan yang Sah masih hidup dan tidak ada penunjukan apapun." tegasnya. 

Menurut Al-Hajj, dalam jabatan mantan karateker (mantan wakil sultan) tidak mempunyai wewenang untuk mengangkat (waris mewariskan) ke karateker lainnya, apalagi dalam jabatan dimaksud sudah dinonaktifkan oleh pemberi mandataris (sultan Ternate).

Masih menurutnya, sebagaimana tradisi di Moloku Kie Raha bahwa syarat mutlak untuk diangkatnya seorang sultan harus dari nasab para sultan. Dengan itu, Rosenu Heru Prawoto yang direncanakan menjadi pewaris tahta Kesultanan Jailolo tidak mempunyai hubungan nasab sedikitpun dengan para sultan Jailolo terdahulu.

"Demi kehormatan dan marwah para leluhur. Saya Al-Hajj Kaicil Muhammad Sidik Sjah yang telah dikukuhkan pada tahun 2015 sebagai Sultan Jailolo dari garis keturunan Kaicil Said Darajati, secara terbuka menentang," paparnya. 

Lanjutnya, pihak yang saat ini menguasai Kedaton Tagalaya baiknya duduk bersama merunut dan membuktikannya sebagaimana naskah silsilah Asli (bukan salinan), bahwa mereka atau yang mempunyai hubungan genealogis dengan para Sultan Jailolo terdahulu, yang disaksikan oleh DADA MADOPO JAZIRAH AL MULK (ke tiga Saudara keturunan Sultan baik Sultan Tidore, Sultan Ternate dan Sultan Bacan beserta seluruh lapisan masyarakat di Maluku Utara.

"Semoga pernyataan ini menjadi jembatan penyelesaian polemik yang terjadi di tubuh kesultanan Jailolo. Untuk itu, diminta perhatian serius dari elemen pemerintahan di Maluku Utara untuk mewadahi maksud tujuan ini agar ke depan tidak ada lagi pengaburan sejarah kesultanan Jailoli agar amanah para leluhur Moloku Kie Raha (KIE SE GAM GUGU MA TITI) yakni Adat se Atorang, Cing se Cingari, Galib se Lakudi, dan Bobaso se Rasai dapat terjaga dan terpelihara untuk anak cucu," usul Al-Hajj.

Tidak hanya itu, dirinya juga meminta agar oknum yang masih memanfaatkan simbol Kesultanan Jailolo untuk kepentingan sesaat segera berhenti. "Karena aktivitas seperti itu dapat menjatuhkan marwah dan kehormatan luhur di Negeri Jailolo," tutupnya.

Lan
Share:
Komentar

Terbaru