Iklan

Miris, Sudah Setahun RSUD Tidore Tanpa Ada Dokter THT dan Mata

Editor: Taufik
[caption id="attachment_2876" align="alignnone" width="600"] Direktur Utama RSUD Tidore dr. Rusni Abdullah | Lhy-Malut.Co[/caption]

TIDORE,MALUT.CO - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tidore mengalami krisis panjang dua tenaga dokter yakni spesialis mata dan THT. Pasalnya, selama satu tahun terakhir Rumah Sakit yang terus berupaya menaikan statusnya ini ternyata belum juga memiliki tenaga dokter spesialis tersebut.


Meski sudah berulang kali melakukan negosiasi dengan berbagai kampus ternama yakni Unsrat (Manado), Unhas (Makassar) dan Unair (Surabaya) dalam rangka mengadakan dokter spesialis THT dan Mata, namun upaya tersebut belum membuahkan hasil.


Direktur Utama RSUD Tidore dr. Rusni Abdullah saat dikonfirmasi sejumlah awak media dihalaman kantor walikota, Senin, 12 Juni 2017 usai menghadiri kegiatan Nuzul Qur'an Pemkot Tidore mengakui hal tersebut tersebut.


dr Rusni mengatakan, upaya pihak rumah sakit untuk mencari dokter di berbagai universitas ternama hingga kini belum membuahkan hasil, ini disebabkan karena disamping minimnya fasilitas pendukung berupa rumah dinas dan kendaraan yang disediakan, hal mendasar adalah soal bayaran yang disebutnya relatif rendah, sehingga banyak tenaga dokter menolak masuk ke RSUD Tidore.


"Rendahnya bayaran dan juga fasilitas penunjang yang minim sehingga Hal tersebut menjadi alasan tenaga dokter tidak mau masuk ke RSUD Tidore," jelasnya.


dr Rusni mengungkapkan, bayaran untuk tenaga dokter spesialis yang tercantum di DPA ditetapkan Rp.25 juta/bulan. Namun itu, saat pihaknya membuat penawaran, banyak dokter yang belum bersedia.


Kekurangan dua tenaga dokter spesialis ini kata Rusni, turut menghambat pelayanan di RSUD Tidore, sehingga pasien terpaksa dirujuk untuk berobat ke RSUD Ternate, karena tidak dapat ditangani oleh dokter umum.


Sementara Wakil Walikota, Muhammad Sinen, SE. ketika dikonfirmasi pagi tadi di depan aula nuku Kantor Walikota menjelaskan, untuk fasilitas dan bayaran yang relatif rendah, hal tersebut terbentur dengan persoalan menurunya anggaran DAK 2017, sehingga turut berpengaruh besar terhadap ruang gerak pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan.


"Kekurangan tenaga dokter mata dan THT di RSUD akan diprioritaskan pada 2018 mendatang," jelasnya.


Lhy/Adr

Share:
Komentar

Terbaru