Ilham Manuai | Foto Donis Katengar |
MABA,MALUT.CO - Rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memindahkan duta besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem tidak hanya mendapat kecaman dari para pemimpin dunia dan ormas nasional saja, namun kecaman pun muncul dari daerah di Maluku Utara (Malut).
Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Halmahera Timur (Haltim) Ilham Manuai, juga ikut mengecam rencana presiden negara adidaya tersebut karena dianggap secara tidak langsung telah mengakui kedudukan ibukota Israel yang direncanakan akan di pindahkan ke tempat suci 3 agama Samawi tersebut.
"Pemuda Muhammadiyah, tentunya mengutuk keras karena rencana itu sangat melukai perasaan umat islam dunia. Kita juga tahu bahwa Yerusalem adalah milik Palestina dan bukan Israel," tegas Ilham, pada Sabtu 9 Desember 2017.
Rencana Presiden Donald Trump, kata dia, sebagai bentuk okupasi dan penjajahan baru atas rakyat Palestina yang selama ini telah terjajah oleh tentara zionisme Israel.
"Ini adalah bukti kalau AS juga telah mendukung tentara Israel untuk terus menjajah rakyat Palestina," tukasnya.
Selain itu, ilham menegaskan, tindakan Trump sangat bertentangan dengan resolusi PBB yang telah di sepakati negara-negara dunia yang mengakui Yerusalem sebagai wilayah Palestina.
"Tentunya tindakan Trump juga akan berdampak buruk bagi konflik di kawasan itu, dan akan memperparah kondisi rakyat Palestina akibat konflik yang berkepanjangan," tandasnya.
Atas semangat pembukaan Undang Undang Dasar NKRI, Lanjut aktivis Muhammadiyah itu, yang menegaskan bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus di hapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Maka, Pemuda Muhammadiyah Haltim meminta agar seluruh Ormas nasional agar turun kejalan ikut melakukan protes atas kebijakan Donald Trump.
"Kita juga Berharap dari konfrensi OKI di Istanbul Turki yang telah berlangsung, negara negara Islam dunia bisa menekan AS untuk mengurungkan niatnya memindahkan kedubes mereka ke Yerusalem. Kita juga berharap agar seluruh negara bersatu melawan klaim As yang sepihak itu," Pungaksnya.
Don