Ini Cerita Muhlis Jelang Korban Meninggal di Pustu Dowora

Editor: Taufik
Lagu "Sayang Sampai Mati", Pengibarat Kematian Hafifah



TIDORE, MALUT.CO –Bidan Hafifah ditemukan tewas di tempat tinggalnya di Pustu Dowora Kota Tidore, Jumat,  7 April 2017 lalu. Kematian perempuan pengabdi kebidanan berusia 24 tahun ini, menyisakan banyak cerita yang dialurkan dari teman maupun kekasihnya.

Namun, cerita mereka (teman dan pacar korban) adalah kesaksian yang masih saja mendekam misteri, ungkapan kebenaran oleh pihak yang berwajib dibalik motif kematian bidan cantik ini pun menjadi penantian panjang keluarganya.

Berikut ini tuturan seorang teman lelaki korban Muhlis Tamaidi alias Ulis kepada MALUT.CO di rumahnya sekira pukul 16.00 WIT pada Selasa, 11 April 2017 di Kelurahan Toloa.

Muhlis Tamaidi, teman yang terakhir bertemua korban. Cerita Muhlis tentang lagu yang disukai korban malam itu sebelum korban ditemukan tewas pagi harinya adalah lagu dari Band Republik dengan judul "Sayang Sampai Mati".

Muhlis bercerita, awalnya pada malam itu (Sabtu malam, 11 April 2017) korban melayangkan pesan via Blackberry Messenger (BBM) untuk menanyakan GoPro (mini kamera) milik korban yang dipinjam Muhlis dengan maksud korban ingin mengambil kembali.

Dalam BBM-an tersebut korban mengatakan "Ulis ko mau pake GoPro," kata korban, Muhlis pun menjawab BBM korban "Oh iya, nanti saya antar ke atas (ke arah utara)".

Mereka akhirnya sepakat bertemu sambil membawa laptop masing-masing dengan maksud untuk menonton video.

Dalam pertemuan sekira pukul 21.30 WIT pada Kamis, 6 April 2017 di Pantai Taman Tugulufa kala itu korban sempat meminta Muhlis untuk mendownload video clip Band Republik yang berjudul “Sayang Sampai Mati”. Muhlis pun langsung mendownload lagu itu melalui laptop via hotspot dari jaringan Hp IPhone 6s (Hp milik korban yang belum ditemukan).

Setelah selesai mendownload, mereka langsung menonton video tersebut. Muhlis bercerita bahwa korban terbawa suasana dan nyaris meneteskan air mata saat menonton video tersebut.

Setelah itu, Muhlis sempat bertanya kepada korban, "kenapa harus nonton ini?", dengan spontan korban menjawab "kisah dari video ini asik". Muhlis lanjut bertanya "apa yang asik? terus kenapa harus sedih? akhir dari cerita lagu ini pemeran wanitanya kan meninggal?" sambil tersenyum korban menjawab "dari lagu ini yang saya suka itu judul dan akhir dari ceritanya". Muhlis yang tak sedikitpun menaruh curiga kepada korban dengan kondisi sedih menceritakan tentang percakapan tersebut.

Muhlis juga  mengakui bahwa malam itu korban sempat bercerita bahwa dirinya (korban) sering diintip oleh orang, "ada yang mengintip saya (korban) di jendela, saat saya keluar mereka langsung lari," tutur ulis mengulang cerita korban.

Selain itu korban, kata Muhlis sering di-BBM oleh orang tak dikenal dan tidak direspon oleh korban sampai orang tersebut mengetuk jendela korban sekira pukul 01.00 WIT dini hari.

"Vha (sapaan akrab korban) tolong balas BBM," ucap peneror melalui jendela korban. Namun menurut Muhlis, korban tidak merespon karna takut sudah larut malam.

Setelah korban mencurahkan isi hatinya kepada Muhlis, Muhlis pun sempat menyarankan kepada korban agar tidak menginap di tempat tinggalnya (Pustu Dowora) untuk sementara waktu demi kenyamanan korban.

Selesai dari pertemuan di Taman Pantai Tugulufa sekira pukul 22.30 WIT, mereka bergegas pulang ke tempat tinggal masing-masing. Muhlis dengan Sepeda motornya langsung pulang kerumah di Kelurahan Toloa sementara korban pun berlawanan arah menuju ke tempat tinggalnya di Pustu Kelurahan Dowora.

Muhlis mengatakan bahwa, dirinya tidak menyangka jika pertemuan malam itu merupakan pertemuan terakhir dirinya dengan korban, Muhlis mengaku dirinya merasa kehilangan sosok teman yang asik dan baik hati seperti Hafifah (korban). (Ibas/Rky)



Share:
Komentar

Terbaru