Buat Prototipe Kondisi Infrastruktur Pendidikan, Mahasiswa UMN Raih Juara Dua Jakarta Editors Lab 2017

Editor: Taufik
[caption id="attachment_944" align="aligncenter" width="600"] Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) raih Juara II dan tim favorit pilihan perserta. (Foto Dokumentasi AJI Indo)[/caption]

JAKARTA, MALUT.CO –  Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara mendapatkan juara II dan tim favorit pilihan peserta dalam Jakarta Editors Lab 2017 yang diselenggarakan di Hotel Morrisey, Jakarta Pusat.


Karya mahasiswa UMN ini adalah ptototipe yang memberikan informasi tentang kondisi infrastruktur pendidikan di berbagi daerah dan membangun partisipasi publik. Dengan donasi ini bermanfaat untuk menyongsong bonus demografi 2030. Mereka pun mendapatkan fellowship Rp. 5 juta untuk mengembangkan ide mereka.


Penyelenggaraan Jakarta Editors Lab 2017 sejak 6-8 April 2017 tersebut diikuti kurang lebih 13 media online termasuk perawakilan mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Dan menghadirkan dewan juri tahun ini yaitu Yoseph Adi Prasetyo (Ketua Dewan Pers), Jason Tedjasukmana (Google Indonesia), dan Sarah Toporoff (Global Editors Network).


[caption id="attachment_945" align="aligncenter" width="600"] Independen.id Raih Juara I Jakarta Editors Lab 2017 (Foto Dokumentasi AJI Indo)[/caption]

Untuk juara I disandang oleh tim Independen.id, dengan prototipe yang memberikan informasi tentang area rawan kecelakaan berdasarkan pemberitaan kecelakaan yang diproduksi setiap hari oleh media. Independen membangun dataset berdasarkan indikator kondisi infrastruktur dan fasilitas jalan yang menjadi penyebab kecelakaan, selain kelalain manusia. “Prototipe ini jelas problem dan solusi yang ditawarkan, serta mereka membangun dataset,” kata Sarah Toporoff  di Hotel Morrisey, Jakarta Pusat, (8/4).


Juara I mendapat fellowship Rp7 juta dan akan menjadi wakil Indonesia dalam Final Editorslab yang akan berlangsung di Vienna, Austria, Juni 2017 di acara Global Editors Network Summit. “Prototipe ini kami buat karena melihat kecelakaan menjadi penyebab kematian nomor dua di Jakarta dan juga penyumbang kematian yang cukup tinggi di Indonesia, selain penyakit,” kata Y. Hesthi Murthi, Pemimpin Redaksi Independen.id saat presentasi.


“Dataset yang kami buat juga bermanfaat bagi jurnalis untuk memproduksi indepth report tentang problem lalu lintas, tidak sekadar menyampaikan peristiwa dan jumlah korban kecelakaan,” katanya.


[caption id="attachment_946" align="aligncenter" width="600"] Kompas.com Raih Juara III Jakarta Editors Lab 2017 (Foto Dokumentasi AJI Indo)[/caption]

Sedangkan juara III diraih oleh tim Kompas.com dengan prototipe memberikan informasi tentang harga properti terdekat dari tempat kerja. “Prototipe ini sangat bermanfaat ke depan untuk masyarakat,” kata Jason Tedjasukmana yang menyerahkan plakat juara III  dengan hadiah fellowship Rp. 3 juta.


Selama tiga hari pelaksanaan acara, tim hanya mendapatkan kesempatan dua hari merealisasikan gagasan prototype untuk pengembangan newsroom.


Tim Viva.co.id memperesentasikan Indonesia Unsolved Crime. Memanfaatkan data yang dimiliki lembaga terkait mereka menyajikan informasi kasus-kasus kriminal yang belum diselesaikan penegak hukum. Tim dari Kabar Makassar mempresentasikan Tangkasaki Flash, prototipe aplikasi yang bisa membantu petugas kebersihan mengidentifikasi tempat pembuangan sampah yang telah melebihi kapasitas.


Sedangkan Tim Tempo membuat prototipe Pantau Polusi, untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya PM 2.5. Salah satu jenis polutan di udara yang  berbahaya dan bisa menyebabkan penyakit kanker. “Prototipe ini dimulai dengan penjelasan bahaya polutan PM 2.5 untuk membangun awareness publik,” kata Gadi Makitan wakil Tim Tempo.


Tim Jakarta Post membuat video interaktif untuk membangun kepekaan masyarakat terhadap disable dan mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan yang berpihak pada masyarakat dengan kebutuhan khusus ini. Setiap tim mempuanyai waktu empat menit untuk menjelaskan problem yang diangkat dan akan diselesaikan.


Ketua AJI Indonesia Suwarjono menyampaikan pemenang tahun ini bukan didominasi media besar. Justru media rintisan dan media kampus. “Ini mengejutkan, sekaligus menunjukkan generasi millenial mempunyai cara sendiri memilih informasi, yakni dengan prototipe yang mengedepankan unsur interaksi antara publisher dengan pembaca,” katanya, Minggu (9/4).


[caption id="attachment_947" align="aligncenter" width="600"] Foto bersama Seluruh tim yang berpartisipasi dalam Jakarta Editors Lab 2017. (Foto Dokumentasi AJI Indo)[/caption]

Ia menguaraikan pemenang pertama ide sangat kuat dengan mengambil isu besarnya angka kecelakaan lalulintas di Jakarta, plus guide lokasi terbanyak kecelakaan hingga panduan masyarakat agar hati2 melewati jalan tersebut. Pemenang kedua, mengangkat isu problem-problem pendidikan di Indonesia, dari infrastruktur hingga tenaga pengajar, melibatkan masyarakat untuk lapor langsung via aplikasi. Sedangkan pemenang ketiga mencari tempat tinggal di Jakarta dengan menyesuaikan gaji yang diperoleh pekerja di Jakarta. “Ini membanggakan,” katanya menambahkan.


AJI bertekad untuk terus mengadakan acara seperti ini tiap tahun untuk mendorong karya-karya kreatif dan bermanfaat bagi pengembangan media online masa depan. Diharapkan peserta tahun-tahun mendatang lebih banyak lagi yang ikut. “Ada kemungkinan tahun depan kita akan adakan di dua wilayah, Indonesia Barat dan Indonesia Timur,” kata Suwarjono.


Faris Bobero

Share:
Komentar

Terbaru