Diskusi Publik Secara Daring Dengan Tema Menakar Kesiapan Pemilu 2024 |
Dalam diskusi tersebut Bawaslu Kota Tidore menghadirkan 3 (tiga) narasumber yang berkompeten yaitu Anggota Bawaslu Maluku Utara (Malut) Fahrul Abd. Muid, Akademisi yakni Dosen Ilmu Pemerintahan Unibra-Tidore Mansyur Djamal dan Jurnalis Cermat partner resmi Kumparan Nurkholis Lamaau.
Ketua Bawaslu Kota Tikep dalam sambutannya menyampaikan, diskusi ini sebagai bahan masukan kepada Bawaslu untuk persiapan menuju Pemilu dan Pemilihan serentak yang dilaksanakan pada tahun 2024 mendatang.
“Dengan adanya kegiatan Bacarita Pemilu ini, kedepan Bawaslu akan menyiapkan amunisi yang lebih matang lagi dalam mengawasi Pemilu dan Pemilihan. Kendala yang paling umum dialami oleh Bawaslu Kota Tidore Kepulauan yaitu cuaca dan letak geografis,” tuturnya.
Anggota Bawaslu Provinsi Malut Fahrul Abd. Muid mengatakan, Bawaslu sebagai salah satu lembaga penyelenggara Pemilu yang memiliki mandat untuk mengawasi Pemilu dan pemilihan turut serta membangun kesadaran masyarakat melalui pengawasan partisipatif guna menciptakan terwujudnya Pemilu serentak 2024 yang demokratis, sesuai asas Pemilu yaitu LUBER JURDIL.
“Kedepan akan ada beberapa tantangan dan problematika yang nantinya dihadapi Bawaslu ketika Pemilu dan Pemilihan serentak 2024 berupa adanya regulasi yang tidak berubah, tahapan yang saling beririsan, masa transisi Bawaslu dan KPU hingga beban kerja penyelenggara yang semakin besar, adanya politik transaksional, netralitas ASN, pengawasan berita hoax di media sosial.
Dalam meminimalisir problematika yang akan terjadi. Lanjutnya, Bawaslu akan melakukan inovasi pengawasan dengan melibatkan masyarakat dan gencar melaksanakan pendidikan pengawasan kepemiluan untuk membentuk kader pengawas partisipatif serta memperbanyak kerjasama antar lembaga.
Mansyur Djamal, menuju pemilu 2024 nantinya, Bawaslu harus melakukan langkah-langkah kongkrit untuk menutupi kembali permasalahan-permasalahan yang terjadi di Pilkada 2020 kemarin.
“Tantangan menuju Pemilu dan Pemilihan serentak 2024 yaitu terkait independensi dan profesionalisme sebagai penyelenggara. Pasalnya, kecurangan dan politik uang kemungkinan besar pasti akan terjadi di Pemilu 2024 sehingga kita butuh yang namanya penyelengara yang independen dan profesionalitas dalam menjalankan tugas”, terangnya.
Sementara, pembicara ketiga dalam Bacarita Pemilu keterwakilan dari jurnalis Nurkholis Lamaau mengatakan, pada dasarnya pekerjaan seorang jurnalis dan Bawaslu ini tidak jauh beda, keduanya sama-sama melakukan pengawasan.
“Pers dan Bawaslu ini mempunyai peran penting dalam menciptakan satu demokrasi yang sehat”, tutup Holis.