Peresensi Masril Karim (Anggota Klubuku Tebet Dalam) |
Baru-baru ini, saya
baru saja mendapatkan sebuah buku yang menarik untuk di baca, judul buku itu
adalah “Genolinguistik”. Buku ini di tulis oleh Prof. Dr, Mahsun, M.S yang
merupakan salah satu pakar pada bidang linguistik.
Genolinguistik adalah
gabungan dari dua disiplin ilmu yang berbeda yaitu genetika dan linguistik, Ia
sengaja menggabungkan untuk mengkaji persoalan yang sama yakni tentang
(sejarah/persoalan) kemanusiaan yang menyangkut pengelompokan dan persebaran
kelompok manusia di muka bumi, melalui masing-masing objek dari sudut pandang
keilmuan tersebut.
Jika linguistik
menjelaskan masalah kemanusiaan dari aspek bahasa yang telah menjadi
identitasnya, maka gen(om) akan menjelaskan masalah kemanusiaan dari aspek
gennya, sebagi unsur pembawa informasi genetis yang diwariskan secara turun
temurun dari satu generasi ke genarsi berikutnya.
Sebetulnya, pembahasan
seperti ini bukan merupakan hal yang baru, sebelumnya sudah di bahas dengan
baik oleh Peter Bellwood dengan menggunakan pendekatan genetika atau ia sebut
sebagai Antropologi Biologis, arkeologi dan juga pendekatan linguistik , yang
telah diungkapkan lewat buku-bukunya, misalnya pada "First Migrants;
Ancient Migration in Global Perspective", tidak hanya itu, Bellwood bahkan
meneliti tentang migrasi Homo (Sapiens) di Maluku Utara dengan menggunakan tiga
pendekatan di atas, hasil penelitian Bellwood ini sudah diterbikan oleh ANU
Press dengan judul "The Spice Islands in Prehistory; Archaelogi in the
Northern Moluccas, Indonesia".
Menurut Bellwood Maluku Utara merupakan
pertemuan antara dua rumpun ras yang berbeda yakni ras Austronesi (Melayu
Polinesia Barat, Melayu Polinesia Timur-Tengah atau Melayu Polinesia Timur) dan
non-Austronesia (Papua Barat). Bahkan kata Bellwood, Orang Galela, Tobelo dan
tetangganya Pulau Morotai yang menuturkan logat suatu bahasa Papua Barat (lihat
juga penelitianya Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago dan juga
penelitian dari Summer Institute of Linguistics Cabang Indonesia) yang di
gambarkan oleh Wallace sebagai rumpun Melayu-Milanesia. Tak heran jika Mahsun
menggunakan Bellwood sebagai salah satu kerangka konseptual dalam buku ini.
Selain Bellwood, Mahsun
juga menggunakan Genomnya Matt Ridley yang sekarang diterbitkan lagi oleh KPG
dengan judul Genom; Kisah Spesies Manusia dalam 23 Bab. Ia Kembangkan konsep
Genom dengan virus Hepatitis yang menyebabkan penyakit pada hati yaitu berupa
Virus Hepatitis A,B,C, D dan E, kelima virus ini Ia coba gunakan untuk
menjelaskan tentang migrasi suatu bahasa hingga terbentuk suatu etnis.
Virus Hepatitis A
merupakan jenis virus yang gennya berwujud molekul-molekul RNA yang mutasinya
sangat tinggi. Transmisi gen yang berupa RNA ini tidak sejelas dengan transmisi
gen DNA. Apabila seseorang tertular virus hepatitis tipe ini maka sesorang itu
akan sakit dan bersamaan dengan itu virusnyapun akan hilang. Variasi yang
tinggi inilah sehingga kurang sepadan dengan migrasi suatu etnis, jadi konsep
hepatitis A tidak bisa digunakan untuk menganalisa migrasi suatu etnis melalui
Bahasa.
Sementara itu virus
hepatitis B adalah virus yang gennya berupa molekul-molekul DNA. sesorang yang
terinfeksi virus hepatitis tipe ini tidak serta merta akan langsung menyebabkan
munculnya penyakit. Dia bisa saja mendapatkan virus ini tetapi tidak serta
merta langsung memunculkan penyakit, hal ini berbeda dengan virus heapatitis
tipe A yang langsung menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut,
bersaamaan dengan itu virus hepatitis A akan hilang. Sedangkan pada virus
hepatitis B akan terus ditransmisi ke generasi berikutnya terutama dari ibu ke
anak pada saat persalinan.
Virus hepatitis B (VHB)
merupakan merupakan virus yang dikelompokan pada kelompok virus hepadana yang
merupakan jenis virus DNA. Virus yang dikelompokan hepadana ini mempunyai tiga
macam, salah satunya hepatitis B surface antigen (HBsAg). Subtipe HBsAg adalah
virus spesifik dan diturunkan bila VHB ditularkan kepada inidividu yang rentan.
Diduga terdapat variasi geografis dari prevalensi berbagai subtipe HBsAg.
Variasi itu lebih banyak berhubungan dengan tempat asal daripada tempat tinggal
individu. Maka perbedaan gen berhubungan dengan tipe jaringan tubuh atau suku
dari individu yang yang mengidap VHB.
Pada virus hepatitis C,
D dan E juga berwujud molekul-molekul RNA yang sama seperti pada virus
hepatitis A, sehingga tipe ini tidak bisa di gunakan unutk menganalisa
perkembangan migrasi suatu etnis. Karena itu, pada buku ini Mahsun lebih
mengembangkan konsep hepatitis B untuk menganalisa perkembangan suatu etnis.
Tetapi apapun yang dijelaskan,
buku ini tidak bisa dikategorikan sebagai buku tentang sains ilmiah atau sains
popular, barangkali buku ini hanyalah sebuah rangkuman atas buku-buku yang
telah di baca oleh penulisnya. Atau bisa jadi buku ini adalah bahan ajar dari
penulisnya kepada para mahasiswa sehingga ia kembangkan untuk diterbitkan. Hal
yang menarik dari buku ini adalah soal konsep hepatitis yang digunakan oleh
penulis untuk menganalisa migrasi suatu etnis.