Lagu Goyang Tobelo sebagai pemersatu Porprov di Halut

Editor: Taufik
TOBELO,MALUT.CO- Siapa yang tak tahu dengan  lagu “Goyang Tobelo” karya anak bangsa? Lagu ciptaan Kelfin Fordakotsu ini sontak menjadi viral di semua kalangan khusus Masyarakat Maluku Utara. Apalagi para penikmat Bajoget (Bergoyang). Ketika mendengar lagu yang satu ini, siapa saja pasti ingin bajoget.

Pada pembukaan  Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), ke II yang diselenggarakan di Kabupaten Halmahera Utara (Halut) 5 Agustus 2017. Sore kemarin. Lagu Goyang Tobelo kembali menyuguhkan cerita yang berbeda.

Bagaimana tidak, dipenghujung acara pembukaan Porprov yang penuh khidmat, saat lagu Goyang Tobelo pecah, 1836 ribu Kontingen atlet dari Kabupaten/Kota larut dalam iramanya.

Pesta semarak ini terjadi setelah sanggar Bumi Guraci Dabiloha melakukan pertunjukan Cakalele, lagu Goyang Tobelo jadi penutup yang manis.

Suasana hangat tamba riuh, dimana joget bersama bukan saja antara tim sanggar dengan para kontingen namun masyarakat yang ikut menghadiri pembukaan Porprov pun larut dalam hentakan-hentakan kaki berirama, begitu dinamis asyik di tonton.

Kemeriahan yang tercipta dalam acara pembukaan Porprov, kian meneguhkan tali persaudaraan masyarakat Malut, tanah Hibua Lamo telah mengispirasi ribuan orang untuk menjaga persatuan dan kesatuan dalam perbedaan.


[caption id="attachment_4323" align="alignnone" width="600"] Joget bersama antara Peserta sanggar dan ribuan kontingen Porprov Malut | Foto Zet-Malut.Co[/caption]

Nahkoda Sanggar Bumi Guraci Dabiloha Yesaya Banari mengatakan, dirinya dan anak didiknya yang tergabung dalam sanggar, memilih lagu ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan ceremonial acara belaka. Tapi dibalik itu ada pesan besar yang ingin disampaikan pada semua orang, bahwa kita adalah satu, pesan persaudaraan ini sepertinya tersampaikan dengan baik, terbukti setelah lagu ini diputar pada penghujung acara.

“Semoga dari kemeriahan lagu ini bisa dikenang bahwa kita adalah satu,” Harap Yesaya. Saat ditemui dikediamannya. Minggu 6 Agustus 2017.

Disamping itu, kostum warna warni yang dikenakan oleh anggota sanggar semacam pengingat bahwa Malut memiliki beragam budaya. Tapi sejatinya kita tak pernah berbeda. Jesaya berharap, semoga Porprov bisa menyatukan segala perbedaan dan makin mempererat tali persaudaran.

“Selamat bertanding,” tutup Yesaya.

Terpisah salah satu peserta atlet bernama Firman (22) mengatakan, dirinya merasa senang bisa berkunjung ke Halut. Ia dan teman temannya ikut berjoget bukan karena  dipanggil melainkan inisiatif mereka sendiri.

“Pokoknya lagu Goyang Tobelo Top,” singkat Firman.

Zet
Share:
Komentar

Terbaru