Masyarakat dan Pelajar Antusias Nonton Film G 30-S PKI

Editor: Redaksi
Auasana Nobar | Malut.Co

TIDORE,MALUT.CO - Kodim 1505 Tidore menggelar nonton bareng (Nobar) pemutaran film G 30-S PKI di arena budaya Open Space kelurahan Tomagoba Kota Tidore Kepulauan pada Jumat 29 September 2017.

Nobar yang dilaksanakan pukul 10.30 WIT tersebut, diawali dengan pemutaran video kesaksian anak Jendral yang menjadi korban kekejaman PKI, dan salah satu Anggota Polisi, Sukitman yang menjadi saksi mata peristiwa di lubang buaya (Tempat 7 Jendaral dikubur) 

Nobar yang diperuntukkan kepada seluruh warga Tentara Nasional Indonesia atas perintah Panglima ini, mendapatkan perhatian dari masyarakat sekitar yang menyaksikan di dalam area open space bahkan sepanjang jalan dan trotoar dipenuhi warga.

Selain warga, nampak ratusan pelajar turut memadati tempat yang disediakan untuk menyaksikan film yang berdurasi empat jam tersebut. 

Caca (11), siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kota Tidore Kepulauan yang datang bersama 4 temannya ini tampak antusias hingga tidak sadar duduk di tempat yang disediakan untuk Walikota Tidore Kepulauan yang tidak sempat hadir karena sedang berada di luar daerah. 

"Oh film ini yang biasa kita nyanyi di sekolah" celetuknya sambil mengingatkan bait lagu kepada temannya.

Terpisah, Nasrun (30), pengendara becak motor (bentor) yang menyaksikan diatas bentornya mengaku pernah menonton film ini. "Dulu saat masih kecil, saya biasa nonton di televisi," akuinya.

Dirinya berharap film ini dapat diputar di televisi lagi sebagai bentuk mengingatkan kembali kepada generasi bagaimana kekejaman peristiwa pada G 30-S PKI 1965.

"Ini film sejarah, semoga dong (mereka/red) putar di televisi, karena ini bagus untuk anak-anak muda agar ingat kalau dulu ada jendral yang dibunuh oleh penghianat bangsa," harapnya.

Sementara Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) Kodim 1505 Tidore, Letkol Inf. Harrisal Ismail sebelum pemutaran dimulai menghimbauan kepada pelajar bahwa dibeberapa bagian ada adegan kekerasan. 

"Ada beberapa adegan kekerasan, ini adalah bentuk kekejaman PKI kala itu, dimohonkan untuk tidak ditiru," jelasnya.

Film ini, lanjutnya, akan berakhir hingga larut malam, dirinya tidak memaksa jika ada pelajar yang ingin pulang duluan.

Hingga berita ini diterbitkan, terlihat warga sekitar masih terus berdatangan menyaksikan film G 30-S PKI.

Red
Share:
Komentar

Terbaru