![]() |
Komunitas Literasi Maluku Utara |
Suasana
hari kemerdekaan benar-benar terasa, hampir di setiap sudut kota, bendera merah
putih dan segala umbul-umbulnya berkibar gagah berani. Cukup semarak, memasuki
umur 72 tahun, Indonesia masih perlu banyak berbenah.
Gerimis
dari pagi masih saja awet, hingga jelang magrib, saya cukup bingung harus
menulis apa sebagai kado Dirgahayu Indonesia kali ini. Berapa kali saya
mengecek hp yang bisu, hanya tampak beberapa notif dari medsos yang belum
kebuka. Saya tergelitik dengan sebuah post teman di FB yang cukup saya kenal,
lelaki mantan wartawan Manado Post, yang baru saja menyelesaikan studi S-2nya
di Jogja. Dia adik tingkat saya saat masih berstudi S-1 di bumi nyiur melambai.
Singkat
cerita, Lelaki yang kini menetap di Ternate, adalah pendiri Komunitas Literasi
Maluku Utara (KLMU). Helmy Yusuf, saya biasa menyapa dengan panggilan EL,
komunitas ini sedang melaksanakan kegiatan Seribu Buku (SERBU) Maluku Utara.
Saya
langsung meminta no kontaknya lewat inbox FB, dan melakukan wawancara denganya,
via telpon soal kegiatan SERBU:
Saya
: Apa kabar bung EL ?
EL
: Kabar baik abang.
Saya
: Boleh tanya sedikit soal KLMU dan kegiatan SERBU?
EL
: Boleh sekali abang. Kegiatan Serbu (Seribu Buku) Maluku Utara merupakan
gerakan sosial di bidang pendidikan yang hendak menghadirkan secuil bahan
bacaan bagi masyarakat desa di Maluku Utara. Tidak hanya memberikan buku-buku
dari para donatur, tapi Komunitas Literasi Maluku Utara (KLMU) juga memfasilitasi
pembentukan perpustakaan desa dibarengi dengan pelatihan pengelolaan
perpustakaan desa.
Untuk
program jangka pendek akan difokuskan pendistribusian buku-buku dan pelatihan
perpus desa di dua daerah yaitu Kabupaten Taliabu dan Kabupaten Morotai.
Saya
: Posisi bung di KLMU sebagai apa? Boleh tahu sudah berapa anggotanya.
EL
: Dalam komunitas KLMU, posisi saya hanya sebagai Kordinator. Adapun
anggotanya;
Tawallani
-Taliabu
Suryadi
- Bandung
Faisal
Bian - Ternate
Imam
Hizbullah - Morotai
Arsul
- Morotai
Mirna
Kaprawi -Ternate
Fitri
Rejky Amelia - Ternate
Sudian
Hadi - Halbar
Ismail
Jima - Halteng
Faisal
Banapon - Sula
Para
anggota terdiri dari berbagai profesi, ada Dokter, Perawat, Teknokrat, Arsitek,
Wartawan dll.
Saya
: Kalau boleh tahu apa melatarbelakangi, motivasinya? Dan kenapa untuk
sementara fokusnya ke Kabupaten Taliabu dan Morotai?
EL
: Sederhana saja Bang, hal ini berangkat dari data Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) daerah kita yang cukup membuat kita trenyu membacanya, sesungguhnya ini
fakta yang sangat menyakitkan. Kenapa fokusnya ke kedua kabupaten tadi? Jika
liat IPM kedua daerah, barangkali peningkatannya paling lambat di Maluku Utara
yaitu Pulau Morotai (1,01%) dan Kabupaten Taliabu (0,69%) selama periode
2015-2016.
Saya
: Jadi anda berpikir kehadiran KLMU dengan kegiatan SERBU efektif?
EL
: Iya!! Sangat efektif. Jika segalanya berjalan lancar,
pada
pelaksanaanya nanti masyarakat harus menjadi subyek bukan lagi objek dari
gerakan literasi ini. Dimana masyarakat akan dilibatkan untuk mengelolah
sendiri dan mengatur seluruh proses aktifitas Perpus Desa dengan cara
pengelolaan berbasis komunitas.
Saya
: Sejak kapan gerekan SERBU diluncurkan, dan bagaimana responnya?
EL
: Awalnya kami berpikir sulit, bagaimana bisa mengumpulkan buku secara cepat,
apalagi para anggota KLMU tinggal di daerah berbeda, namun alhamdulillah
setelah diluncurkan pada tanggal 1 agustus 2017, saat ini buku-buku yang sudah
terkumpul dari para donatur sebanyak 200-an buku. Para donatur buku sebagian
besar adalah anak muda yang memiliki semangat dan peduli dalam gerakan
literasi. Mereka berasal dari Yogyakarta, Bandung, Makassar, Manado, Ternate,
Tidore, dan Bacan. Buku-buku yang didonasikan seperti buku bacaan, novel, buku
cerita dan pelajaran (baru maupun bekas).
Saya
: Apa harapan anda pada komunitas atau gerakan semacam ini?
EL
: Bila ditanya soal harapan, pastilah bagaimana bisa meningkatkan IPM di daerah
tercinta ini. Bagi kami di KLMU, gerakan Literasi ini diharapkan menjadi sebuah
kolaborasi anak-anak muda dalam membangun semangat dan budaya literasi di
Maluku Utara, khususnya masyarakat di pedesaan. Sehingga literasi membudaya di
tengah-tengah masyarakat. Karena berdasarkan data Pusat Data dan Statistik
Kemendikbud tahun 2015 angka buta huruf di Indonesia mencapai 5.984.075 orang.
Angka yang cukup fantastik, dan menurut kami tak ada cara lain memberantasnya
selain dengan menumbuhkan budaya literasi dalam kehidupan masyarakat.
Saya
: Yang terakhir, bagaimana cara bergabung dengan komunitas ini, berpartisipasi
di kegiatan SERBU?
EL
: Kami berharap mendapat dukungan seluas-luasnya dari seluruh pegiat literasi.
Bagi masyarakat yang tertarik dan ingin menyumbangkan buku-buku (baru/bekas)
serta terlibat dalam gerakan SERBU Maluku Utara, silahkan menghubungi nomor
kontak yang tersedia. Khusus untuk wilayah Ternate, kami akan menjemput setiap
buku yang disumbangkan. Ditargetkan dalam jangka waktu enam (6) bulan kedepan
sudah terkumpul 1000 buku. Setiap perkembangan gerakan SERBU Maluku Utara akan
diperbaharui informasinya melalui media sosial pengelola Komunitas Literasi
Maluku Utara (KLMU).
Sudah
terlalu banyak orang-orang hanya bisa bicara, namun mereka yang benar-benar
mulai berbuat masih terlalu sedikit. Sukses untuk kawan KLMU dan kegiatan
SERBU-nya.
Red
Red