Kampung Bobo; Ketika Keringat PALA dan Cengkeh Menjadi Masjid

Editor: Redaksi
Persiapan warga yang gotong royong pembangunan mesjid Raoda Tul Jannah | Foto Hambali

Hambali Muhammad 
Anggota DPRD/Tokoh Muda Bobo 

"Tuhan telah memberikan tanah yang subur pada masyarakat Bobo, membangun rumah Allah adalah bentuk ucapan syukur atas nikmat tak terhingga itu."

Apa yang terbesit ketika menyebut kampung Bobo, Kota Tidore Kepulauan? Para warganya yang masih mempertahankan cara mencari ikan dengan model tradisional atau Salak Bobo yang gurih?

Kelurahan Bobo termasuk kampung terpanjang di Tidore, memiliki jumlah penduduk sekitar 2000 lebih, Bobo juga salah satu kampung yang masih sangat menjaga adat dan tradisi.

Malam ini contohnya, seluruh warga tak terkecuali, ambil bagian gotong-royong dalam pembangunan lanjutan Masjid "Raoda Tul Jannah" RT 01. 

Suasana warga yang gotong royong dalam membangun mesjid Raoda Tul Jannah | Foto Hambali

Tradisi gotong-royong sudah ada ratusan tahun di negeri para Sultan ini, melintasi zaman, hidup dalam masyarakat, menjadi semacam jati diri bangsa hingga hari ini.

Hebatnya lagi, Masjid yang dibangun oleh warga sebagian besar biayanya diambil dari keringat PALA dan Cengkeh dari kebun warga sendiri. Mereka rela, ikhlas untuk mendirikan rumah Allah, tanpa pamrih.

Kampung Bobo kembali mengajarkan kita arti penting bahu membahu dalam kebaikan, bahwa pekerjaan berat sekalipun, jika dikerjakan bersama-sama akan menjadi lebih ringan.

Tua-muda, perempuan laki-laki, semua mengambil bagian. Para ibu-ibu sigap menyiapkan menu makanan untuk menyuplai kalori para pekerja. Tak kenal lelah bertarung dengan panas api di dapur, semua percaya bahwa setiap tetes keringat yang jatuh adalah ibadah, Tuhan akan menggantinya dengan segala kebaikan.

Usai ba'da subuh, sabtu 19 agustus 2017, pekerjaan lanjutan pembangunan masjid "Raoda Tul Jannah" dimulai. Sebagian menunggu campuran di atap  masjid. Hingga matahari naik sepenggal pekerjaan masih berlanjut.

Pembangunan masjid ini memang sudah cukup lama, sudah dari 3 tahun lalu dan pekerjaan saat itu sudah mencapai 50-60%, sebabnya karena biaya pembangunan dikumpulkan sedikit demi sedikit dari hasil panen kebun warga. Setelah terkumpul dana yang cukup, barulah 2 tahun belakangan ini pembangunannya dilanjutkan lagi.

Setelah lewat rapat dengan warga, seluruh warga bersepakat untuk melanjutkan pekerjaan masjid yang sempat tertunda dan targetnya di tahun 2018 bisa selesai.

Harapan warga, paling tidak ramadhan tahun depan Masjid ini sudah rampung 100%.

Dari kampung Bobo, kita belajar lagi arti kebersamaan, bagaimana membuka sebagian rejeki yang kita miliki, untuk mengeluarkannya di jalan Allah.

"Marimoi Ngone Futuru." 

Bahwa persatuan adalah kekuataan, Masjid "Raodah Tul Jannah" adalah bukti nyatanya. Falsafih hidup yang sudah berumur kurang lebih 909 tahun ini tetap dipegang teguh oleh warga Bobo.

Red
Share:
Komentar

Terbaru