Berbahagialah, karena Maluku Utara Lebih Bahagia dari Jakarta

Editor: malut.co
Anak - anak di Halmahera ini salah satu dari sekian banyak pilihan "tema foto" menarik ketika berkunjung ke tanah Maluku Utara. Pantai, Under Water, Landscape, akan menjadi tema yang sangat menarik. Kemana pun anda mengarahkan kamera anda ketika ke Maluku Utara, anda akan mendapat kejutan yang tak terkira.

Foto :  Yoesrianto Tahir

JAKARTA MALUT.CO - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara regional, provinsi yang memiliki indeks kebahagiaan paling tinggi kini adalah Maluku Utara dengan 75,68 poin. Kemudian secara berturut-turut diikuti dengan Maluku 73,77 poin dan Sulawesi Utara 73,69 poin. Sedangkan ibu kota negara, yaitu DKI Jakarta, hanya memiliki 71,33 poin.

Dari 34 provinsi, terdapat 24 provinsi yang memiliki nilai indeks kebahagiaan di atas angka nasional. Adapun tiga provinsi dengan indeks kebahagiaan terendah adalah Papua dengan 67,52 poin, Sumatera 68,41 poin, dan Nusa Tenggara Timur 68,98 poin.
Indeks kebahagiaan regional ini, menurut BPS, banyak ditentukan oleh faktor hidup personal, yakni pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Deputi Bidang Statistik Sosial BPS M. Sairi mengatakan DKI memang tidak berada di peringkat atas dalam indeks kebahagiaan nasional.

"Di kota itu umumnya yang unggul dimensi personal, pencapaian persoalan di bidang pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja," ujar Sairi di kantornya, Selasa, 15 Agustus 2017. Namun di sisi lain, yaitu masyarakat perdesaan, terdapat keunggulan dalam dimensi hubungan sosial yang lebih baik dan nyaman.

Secara rata-rata nasional, Sairi menuturkan dimensi personal dan pencapaiannya memang lebih dominan, meski di tiap daerah bervariasi. "Di Maluku Utara menonjol sekali variabel yang terkait dengan hubungan sosial, makna hidup, mereka lebih meyakini diri mereka lebih berharga dari yang lain, jadi tidak seperti ukuran produk domestik bruto," ucapnya.

Menurut Sairi, walau daerah itu terpencil, jika masyarakat di sana merasa hidupnya berharga dan memiliki dukungan dari komunitas di sekelilingnya, maka akan memiliki indeks kebahagiaan yang tinggi. Sairi berujar secara umum masyarakat Indonesia memiliki indeks kebahagiaan yang baik. "Orang Indonesia bahagia dan itu melihatnya tidak berdasarkan kaya dan miskin," ucapnya.

Dia mencontohkan, hal tersebut terjadi di Yogyakarta. Meski kemiskinan tertinggi, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat di Yogyakarta, indeks bahagia yang rata-rata tinggi juga dimilikinya. "Ini terjadi karena hubungan sosial mereka bagus, merasa dihargai, dan kemudian bisa bangga karena saling tolong-menolong."

Sumber : Tempo.co
GHOIDA 

Share:
Komentar

Terbaru