Selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Walikota Tidore Kepulauan Capt H. Ali Ibrahim memimpin langsung rapat penanganan Covid-19 dan penerapan protokol kesehatan dalam rangka pelaksanaan Sholat Idul Adha Tahun 1442 Hijriyah/2021 Masehi yang bertempat di Aula Sultan Nuku, Minggu (18/7/2021).
Melihat
tingginya kasus covid 19 dalam sebulan terakhir di Kota Tidore Kepulauan, maka
rapat tersebut digelar guna untuk membahas langkah-langkah memperketat
pengawasan dalam penanganan Covid-19 serta upaya pembahasan kembali Surat
Edaran (SE) Menteri Agama Nomor 17 tahun 2021 tentang
Peniadaan Sementara Peribadatan di Tempat Ibadah, Malam Takbiran, Sholat Idul
Adha, dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kurban Tahun 1442 H/2021 M
di Wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Menyikapi
diskusi terkait Surat Edaran Menteri Agama tersebut, Walikota Tidore Kepulauan
Capt H. Ali Ibrahim menyarankan agar seluruh mesjid dan musholah dibuka,
kemudian para ulama bertugas untuk memperbanyak khotib, kalaupun harus
dijalankan Sholat Idul Adha secara berjamaah maka minimal 50 persen jamaah
untuk setiap mesjid/musholah. Bagi Ibu Hamil, Lansia, Anak-anak dan Orang yang
sedang dalam keadaan sakit agar tidak diwajibkan melakukan ibadah di
mesjid/musholah.
Lebih lanjut
Ali Ibrahim mempertegas agar "Nahdatul Ulama, Muhammadiyah serta
Imam/Syara agar dalam pelaksanaan Sholat Idul Adha harus diterapkan protokol
kesehatan yang ketat, karena keadaan di Kota Tidore Kepualuan sekarang sedang
emergency, bagi mesjid/musholah tidak bisa memasang tenda,"Tegas Ali
Ibrahim.
Sementara itu
dalam kesempatan tersebut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Maluku Utara H. Sarbin Sehe mengatakan Edaran Menteri Agama Nomor 15 itu sama
dengan Edaran Walikota yang berlaku di zona yang normal, namun itu sebelum
diberlakukan PPKM karena ledakan Covid-19, sekarang Edaran nomor 17 itu jelas
bahwa ditutup sementara tempat ibadah.
Namun jika
ada kebijakan dari Walikota maka kita sama-sama sesuaikan, "maka saya kira
kita buka saja mesjid/musholah dengan pertimbangan harus ada pengawasan ketat
terkait kepatuhan protokol kesehatan dan pembatasan jamaah yang akan melakukan
sholat idul adha di mesjid/musholah, terkait pelaksanaan kurban sendiri bisa
dilakukan lebih pagi, supaya bisa langsung dibagikan ke rumah warga, hal ini
untuk menghindari kerumunan." Tutur H.Sarbin