Seminar yang berlangsung pukul 09.00. sampai 13.00. Wib, tersebut menghadirkan narasumber, masing-masing Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia(DPD RI), DR. Nono Sampono, Sultan Tidore yang juga anggota DPD RI, H. Husain Alting Sjah, mantan Rektor Universitas Pattimura Ambon yang juga peneliti sejarah dan budaya Maluku, Prof. Dr. Mus Huliselan, Putera Sultan Zainal Abidin Syah yaitu Ir. Mahmud Arifin Raimadoya, Neneng Ridayanti dari Arsip Nasional serta Korpus Sosial Ekonomi LPPM UNJ, Dr. Haris Fatgehipon.
Seminar juga dihadiri oleh Walikota Ternate, Dr. Burhan Abdurrahman, Wakil Walikota Ambon, Syarif Hadler, Wakil Bupati Halmahera Tengah, Abdurahim Odeyani, perwakilan kementerian sosial, dua orang Wakil Ketua DPRD Kota Tidore Mochtar Jumati dan Ratna Namsa, mantan anggota DPR RI Syaiful Bahri Ruray.
Sekitar 300 orang memadati aula Latief Hendradiningrat, terlihat antusias menyaksikan jalannya seminar yang diawali dengan tarian tradisional tidore, soya-soya. Hadir juga di tengah-tengah ratusan peserta seminar, dua orang adik perempuan Sultan Zainal Abidin Syah, yaitu Ny. Wisye dan Ny. Nona, ponakan sultan, Hasan Amiruddin, cucu Ismail Dano dan Bakri Dano serta beberapa orang kerabat Sultan Zainal Abididn Syah.
Rektor UNJ, Dr. Komaruddin, menegaskan bahwa semua orang di Negara ini patut bangga, karena melalui forum seminar nasional, kita lebih mengenali tokoh yang mampu mempersatukan NKRI, yaitu Sultan Zainal Abidin Syah.
“Tentu kami tidak ragu untuk memperjuangkan Sultan Zainal Abidin Syah menjadi Pahlawan Nasional karena memiliki jasa yang besar bagi bangsa dan negara. Hal ini menjadi harapan besar dan dukungan kuat dari masyarakat Kota Tidore Kepulauan, Pemerintah Kota dan Kesultanan Tidore” tegas Komaruddin dihadapan peserta seminar dan langsung mendapat sambutan meriah.
Walikota Tidore, Capt. H. Ali Ibrahim, menjelaskan, bahwa tanpa jasa Sultan Zainal Abidin Syah, Indonesia tidak bisa disebut dari Sabang sampai Merauke, serta Irian Barat saat itu (sekarang Papua dan Papua Barat), tidak mungkin menjadi bagian dari NKRI.
“Tanpa Tidore, Indonesia Tanpa Papua. Oleh karena itu, kami meminta dukungan dari semua komponen anak bangsa, agar jasa-jasa Sultan Zainal Abidin Syah diakui oleh Negara melalui gelar Pahlawan Nasional,” pinta Ali Ibrahim.
Hal senada dikemukakan oleh Wakil Ketua DPD RI, Dr. Nono Sampono. Anggota DPD RI Perwakilan Maluku ini tanpa ragu mengeluarkan pernyataan saat mengulas materinya berjudul Kearifan Lokal dan Integrasi Nasional. “Saya menyatakan bahwa Sultan Zainal Abidin Syah, layak menjadi pahlawan nasional,” ungkap Nono Sampono, disambut meriah peserta seminar.
Menurut Ketua Dewan Pembina Lembaga Tinggi Masyarakat Adat Republik Indonesia (LEMTARI), ini, bahwa Negara harus hadir dan mengakui kiprah dan jasa Sultan Zainal Abidin Syah melalui pengakuan gelar pahlawan nasional. Pimpinan DPD RI ini juga mengajak menteri dalam negeri dan menteri sosial untuk ikut berperan dalam pengusulan Sultan Zainal Abidin Syah sebagai pahlawan nasional. “Selaku Pembina masayarakat adat, saya akan mengajak masyarakat adat dan DPD RI untuk ikut memberikan dukungan,” ujar Nono bersemangat.
Di tempat yang sama, narasumber lainnya Neneng Ridayanti dari Arsip Nasional, mengulas sejumlah fakta sejarah tentang Sultan Zainal Abidin Syah yang dimiliki oleh lembaga Arsip Nasinoal RI (ANRI). “Arsip itu memperkuat dan menjadi bukti otentik untuk menyatakan seseorang sebagai tokoh nasional,” ulas Neneng.
Mantan Rektor Unpatti Ambon, Prof Dr. Mus Huliselan, melalu I studi lapangannya, memaparkan ketokohan dan jasa besar Sultan Zainal Abidin Syah yang sulit dibantah. “Studi lapangan yang kami lakukan, menemukan bukti sejarah kegigihan beliau (Sultan Zainal Abidin Syah, red), dalam mempertahankan dan mempersatukan NKRI,” ujar Mus Huliselan.
Dr. Haris Fatgehipon yang membedah topik Sultan Zainal Abidin Syah dalam Sejarah Kontemporer Indonesia mendukung pernyataan narasumber lainnya Mahmud Raimadoya, bahwa kesederhanaan dan kepiawaian dalam bernegosiasi tanpa kompromi, menjadi kunci utama kesuksesan Sultan Zainal Abdin Syah dalam menaklukan lawan maupun kawan demi NKRI.
Di penghujung seminar nasional, Ketua Senat UNJ, Prof. DR. Hafid Abbas, menyampakan testimoni. “Orang Indonesia, para sultan di nusantara, termasuk Sultan Zainal Abidin Syah, Besar, menjadi orang hebat karena mereka berjuang tanpa pamrih,” tutup guru besar UNJ ini.