Masuk Nominasi Kemensos: Iqra Utami, Si Cantik Yang Tangguh di PKH

Editor: Redaksi
Iqra Utami Kinopa saat foto bersama dengan warga | Foto Istimewa 

Laporan : Mufrid Tawari

Perempuan bernama asli Iqra Utami Kanopa, memang beda tak seperti perempuan pada umumnya. Bedanya, jika sejumlah kaum hawa sibuk berdandan dan gonta-ganti fashion. Sementara Iqra justru memilih ke Tanjung Apulea tepatnya di Kecamatan Galela Utara, Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara untuk mengabdi.

Ketekunan iqra pun berbuah manis. Betapa tidak, menjadi Pendamping Keluarga Harapan (PKH) Kementerian Sosial (Kemensos) dan bertugas di Desa terpencil, mengantarkannya masuk sebagai nominasi pendamping terbaik se-Indonesia tahun 2017. 

“Awalnya saya tara (Tidak), percaya saat dihubungi oleh pihak panitia bahwa masuk nominasi pendamping terbaik di Kemensos,” ucap Ika sapaan akrabnya.  Saat ditemui  pers di kediamnnya di Desa Gorua Utara Kecamatan Tobelo Utara, Minggu  10 Desember 2016. Pukul 09.30 Wit. 

Ika yang murah senyum membuat suasana perbincangan dengan wartawan media ini begitu cair dan hangat. Sebagaimana hasil perbincangan, anak kedua dari tiga bersaudara ini mengaku, tak menyangka bila dirinya masuk nominasi pendamping terbaik. Sebab, bagi Ika, kerja-kerja sosial seperti pendamping dan sebagainya memang sudah menjadi hobinya. Dalam dirinya tertanam prinsip bahwa hidup tak ada artinya jika kita tidak bermanfaat bagi orang lain. 

“Sedikit pun saya tidak pernah mengeluh meskipun di tempatkan daerah terisolir bahkan itu kian memacu semangatnya,” akui perempuan yang suka tantangan ini. 
[cut]
Ia bercerita, di tempat tugas, sejumlah masyarakat sempat heran melihatnya, mungkin karena jarang ada perempuan cantik yang kerja sebagai pendamping. Apalagi, di tempatkan di desa mereka. Selain jauh dari pusat kota untuk menjangkau beberapa desa di tempat tugasnya butuh nyali. Karena infrastruktur jalan cukup ekstrim. apalagi saat musim hujan sejumlah ruas jalan dipenuhi air, dan akan sangat berbahaya jika dilalui apalagi oleh seorang perempuan. Jika hujan deras datang, jalan raya ke arah tanjung Apulea sudah berubah bagaikan kolam. 
“Tapi soal akses dan infrastruktur bukan masalah bagi saya, penting penting saya bisa berbuat bagi orang lain,” ucapnya bersemangat. 

Sejauh ini kata Ika, selama bertugas baginya tak ada kendala karena semua kesulitan malah dinikmati, itu yang membuat semua menjadi ringan. 

Sebagaimana data yang dia sampaikan, jumlah Kepala Keluarga (KK) penerima bantuan PKH sendiri yang Ia dampingi  berjumlah 300 KK lebih. Dimana, kesemuanya tersebar di 12 Desa yang ada di Kecamatan Galela Utara. 
[cut]
Dari 12 Desa. jarak dari satu desa ke desa lainnya bervariasi, mulai dari satu Kilometer bahkan ada yang berkilo-kilo meter. Selain jarak dengan medan yang sulit, kita juga harus melewati beberapa gunung dan danau yang terbilang ekstrim bagi warga Halmahera Utara, tapi tetap bisa dia taklukan. 

“Karena jaraknya Jauh. Kadang saya terpaksa harus menginap di rumah warga, bisa tiga bahkan pernah satu minggu,” tutur anak dari Muksin Kanopa. 

Jalan yang paling berbahaya yang harus dilewati dirinya saat ke tempat tugas yakni, ketika pergi  ke Desa Jere Baru menuju Desa Jere Tua. Untuk melewatinya, Ia harus melintasi swering berukuran satu meter lebih. 

Ia mengaku, Kementrian Sosial memilihnya sebagai salah satu dari sekian pendamping terbaik merupakan satu kebanggan besar baginya. Sepanjang hidupnya penghargaan paling berkesan yang didapatinya, ya baru kali ini. 

“Terima kasih banyak Kemensos  yang telah meberikan penghargaan masuk sebagai nominasi PKH Appreciation  Day  2017,” tuturnya menutup perbincangan.


Share:
Komentar

Terbaru