Al-Hajj Anggap Awat Lolori Buta Silsilah Kesultanan Jailolo

Editor: Redaksi
Muhammad Sidik Sjah | Foto Istimewa

JAILOLO,MALUT.CO - Al-Hajj Kaicil Muhammad Sidik Sjah menganggap Jogugu Kesultanan versi Tagalaya yakni Awat Lolori, buta mengenai silsilah asli Sultan Jailolo.

Kepada media ini, Al-Hajj mengaku dirinya memaklumi sikap Awat Lolori, karena tidak punya pengetahuan tentang turunan Sultan
"Seperti pepatah Prancis yang artinya : jika mengerti maka akan memahaminya. 

"Yah... seperti itu, jika orang tidak punya pemahaman yang utuh tentang suatu perkara apalagi karen adia tidak memiliki data banding yang benar (buta), pasti bersikap sependek yang dia tau," kata Al-Hajj, Selasa (31/10). 

Dikatakan Al-Hajj, untuk membuktikan pihak mana yang lebih pantas atas Kesultanan Jailolo adalah yang punya pemahaman secara menyeluruh tentang turunan kerajaan ini. 

"Sederhana saja dan anggap saja ini sebagai tantangan jika mereka sanggup memenuhi tantangan. maka itu dapat menjadi bukti sekaligus tolak ukur keabsahan untuk "mereka" atau saya (Kaicil Muhammad Sidik Sjah) yang sebenarnya," ketusnya. 

Dia lalu menjelaskan, sebagaimana diketahui bahwa, tahun 1500-an setelah terbunuhnya Kaicil Fairuz Alauddinah karena peristiwa kudeta maka Sultan Jailolo Kaicil Yusuf meninggalkan Kesultanan Jailolo dan selanjutnya menutup diri demi keberlangsungan anak keturunannya, maka saat itu juga terjadi kekosongan di Wilayah Kesultanan Jailolo dan selanjutnya penempatan para wakil sultan mewarnai perjalanan sejarah di wilayah Kesultanan Jailolo seperti halnya Almarhum Bapak Abdullah Hariyanto yang dapat kita saksikan di zaman modern ini. Dari ringkasan ini, sudah jelas dan gambalang untuk di sadari oleh sdr Awat Lolori. Sedangkan khusus untuk hukum nasab itu adalah hak yang harus ditegakkan.

"Janganlah engkau menyandarkan nasibmu secara bathil karena dengan demikian maka satu tempat duduk untuk mu sudah disediakan di neraka jahanam," ucapnya mengutip hadist Nabi.

Dia melanjutkan, jika Awat Lolori mengaku sebagai masyarakat adat, harusnya dia memiliki tanggungjawab sosiologis untuk meluruskan sejarah bukan karena kepentingan pragmatis nan sesaat.
 "Kemudian mendegradasi moral dan martabat Kesultanan Jailolo, karena dengan demikian mereka telah mengecilkan tata adat istiadat salah satu kesultanan di Moloku Kie Raha yg menjunjung tinggi tata atorang pengankatan sultan yang harus melalui nasab," jelasnya. 

Untuk itu, tambah dia,  selaku Sultan Jailolo menghimbau kepada seluruh pemangku adat dan  seluruh masyarakat agar jangan mencontohi pemikiran seperti Awat, dan dapat menahan diri demi marwah Kesultanan Jailolo. 

Lan
Share:
Komentar

Terbaru