Pengadaan JetSky Bikin Netizen Geram.

Editor: Taufik

TIDORE,MALUT.CO-Pengadaan dua JetSky menggunakan APBD, yang diusulkan Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kota Tidore Kepulauan mendapat kritikan pedas dari Netizen. Pengadaan tersebut dinilai mubajir.


Ciutan netizen yang meramaikan beranda sosial madia facebook, datang dari akun bernama Safas yang memosting foto berita yang dimuat oleh salah satu media lokal, dengan komentar yang mempertanyakan penting dan mendesaknya pengadaan JetSky 


Tak jauh berbeda dengan Safas, pemilik akun Arifin Muhammad Ade juga menyayangkan pengadaan tersebut yang dinilai belum tepat ditengah minimnya kondisi infrastruktur pariwisata.




Bukan hanya di media sosial, keberadaan JetSky juga diperbincangkan di warung-warung kopi. Di kedai kopi,Djong Caffe misalnya, dari pantauan malut.co., Diskusi sempat memanas ketika Jaenudin M. Saleh beradu argumen dengan Ardiansyah Fauji.


Jaenudin menilai DPRD lemah dalam fungsi pengawasan dan kewenangan mengontrol pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah.


"Cobalah DPRD berani mengambil langka hukum, kalau usulan kegiatan ditolak oleh DPRD dengan alasan yang rasional, dan tiba-tiba ada unsur kesengajaan dari pihak eksekutif yang memasukan kembali kegiatan itu dalam dokumen APBD, maka ini bagian pelecehan terhadap lembaga DPRD. Masa DPRD diam-diam saja, ada apa sebenarnya?" tanya Jaenudin kepada Ardiansyah.


Mendengar pernyataan itu, Ardiansyah nampak kaget dan menjawab
"Saya bukan anggota banggar, dan sejak pembahasan APBD saya tak pernah terlibat, oleh karenanya ini merupakan informasi baru, nanti coba saya tanyakan pada pimpinan soal item JetSky yang menurut Jainudin, ditolak oleh banggar. Pengawasan DPRD akan kami maksimalkan"


Anggota DPRD Tikep termuda itu berpandangan, Pengadaan JetSky sudah benar untuk mendukung dunia pariwisata. Hanya saja pengadaannya menjadi tidak tepat ditengah-tengah minimnya infrastruktur pariwisata.


Disamping itu, tingkat kunjungan wisatawan sejauh ini tidak menunjukkan peningkatan. Hal itu membuktikan objek wisata di Kota Tidore Kepulauan belum mampu ditata sehingga terkesan asal jadi.


Kelemahan lain, menurut Ardiansyah, karena tidak adanya promosi. Infrastruktur pariwisata harus dibenahi lebih dulu agar lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan.


"Harga jetsky 1 jam 1 juta memang sangat mahal, kiranya harus dievaluasi ulang oleh dinas terkait. JetSky merupakan tumpangan dengan harga mahal, rata-rata hanya dimiliki oleh kelas atas. Sementara pengadaan dua unit JetSky menggunakan uang rakyat, jadi tak wajar jika membeli dengan uang rakyat malah rakyat sulit menikmatinya,"tutur Ardiansyah.

Red

Share:
Komentar

Terbaru