Natal di Bukit Sion Pintatu Berjalan Damai

Editor: Redaksi
Suasana natal | Foto Donis Katengar

WASILE,MALUT.CO - Natal Umum Perayaan Kelahiran Yesus Kristus di Jemaat Bukit Sion Pintatu berjalan hikmat, aman dan damai, pada Kamis 28 Desember 2017.

Dalam perayaan Natal tersebut, dimeriahkan dengan drama yang diperankan oleh pemuda-pemudi Jemaat Bukit Sion. Drama yang menceritakan tentang seorang anak dan ibu rumah tangga sebagai tunanetra. Anaknya yang terjerumus dalam pergaulan bebas, mengakibatnya ibu tunanetra yang diperankan Fani meninggal dunia karena ulah anaknya.

Namun, akhir dari drama itu membuat Jemaat dalam situasi hening di rumah ibadah tersebut, penuh dengan cucuran air mata saking menghayati alur drama.

Sambutan Ketua Panitia Hari-Hari Besar Gerejawi, Jefri Korowoceng menyampaikan, rasa terima kasih kepada seluruh kaum ibu, pemuda dan semua pihak yang telah berupaya melaksanakan tugas-tugas kepanitiaan dalam pelaksanaan Natal umum, sehingga damai sejahtera Natal selalu menyertai dalam kehidupan sehari-hari.

"Saya juga memberikan apresiasi kepada seluru pemuda dan pemudi yang telah memerankan drama dengan totalitas tinggi, sungguh luar biasa maknanya, sangat indah sebagai bahan renungan kehidupan. Saya akan selalu mengingat cerita drama ini," jelas Jefri saat menyampaikan sambutannya.

Kepala Desa Pintatu, Raymond Sironga juga menyampaikan, kiranya dalam melaksanakan Natal ini dapat memberikan damai, sejahtera selalu menyertai dalam kehidupan setiap hari kita, tidak saling membenci apalagi mendendam.

"Harapan saya dalam merayakan kelahiran Yesus Kristus dapat membawa damai, tidak saling mencemoh satu dengan yang lainnya," pintah Kades. 

Menurutnya, saling bergandengan tangan dengan baik demi membangun rumah Tuhan maupaun hidup bermasyarakat di Desa Pintatu, agar pembangunan bisa berjalan dengan baik pula. "Bergandengan tangan satu dengan yang lainnya, itu sangat penting," ujarnya.

Pimpinan Jemaat Bukit Sion Pintatu, Kristofel Tarapi mengatakan, saat ini generasi Indonesia banyak yang telah terjerumus dalam pergaulan bebas, masuk dalam lingkaran setan. Seperti drama yang diperankan oleh saudara-saudara pemuda. 

"Seharusnya ini menjadi pelajaran melalui drama yang diperankan pemuda tadi," jelasnya.

Menurutnya, Natal merupakan perayaan hari kelahiran Yesus Kristus, bahkan Natal itu peristiwa damai, sehingga jangan saling ribut karena masalah pakaian, makanan dan perabotan dalam menjelang Natal ini.

"Yesus merupakan teladan, menjadi cerminan bagi kita yang rela lahir dalam keadaan yang hina. Kalaupun kesiapan Natal serba kecukupan, haruslah perlu disyukuri," lugasnya, sembari mengucapkan selamat merayakan hari Natal 25 Desember 2017 dan menyosong tahun baru 1 Januari 2018. 

Don
Share:
Komentar

Terbaru