Banjir yang menerjang salah satu rumah warga di Desa Kilong | Malut.Co/Erikson Tomhisa |
BOBONG,MALUT.CO- Hujan Lebat yang
mengguyur wilayah Kabupaten Pulau Taliabu, sejak dini hari tadi memicu
terjadinya musibah banjir, setidaknya empat Desa di Kecamatan Taliabu Barat
dikepung banjir dari luapan sungai Ratahaya.
Banjir mulai mengamuk setelah hujan lebat mengguyur sejak pukul 11.32 WITA pada Kamis 24 Agutus kemarin, Imbasnya, sungai Ratahaya meluap dan menggenangi seluruh rumah warga di empat Desa hingga saat ini.
Empat Desa yang terdampak banjir masing-masing Desa Kilong, Bobong, Ratahaya, dan Wayao. Terparah, di Dusun Air Minggu Desa Kilong dengan ketinggian air mencapai 1 meter sehingga warga desa tersebut terpaksa dievakuasi oleh tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulau Taliabu.
”kami sudah mengevakuasi warga ke gedung Sia Dufu Kota Bobong, serta mendirikan tenda, sekaligus memberikan bantuan makan dan minum,” kata Kepala BPBD Kabupaten Pulau Taliabu, Sutomo Teapon saat dikonfirmasi Malut.Co pukul 09.25 WITA pagi tadi di posko darurat banjir Gedung Sia Dufu Bobong.
Lebih Lanjut Sutomo menjelaskan, bahwa dari data yang diperoleh, sebanyak 70 KK yang sudah dievakuasi dari Dusun Air Minggu, ”sejauh ini belum ada laporan terkait korban banjir yang hilang, kita berharap tidak terjadi demikian,” tuturnya.
Akses transportasi, Sutomo menambahkan, ada sejumlah jembatan mengalami kerusakan yang cukup serius , seperti jembatan Air Ratahaya yang menghubungkan Desa Ratahaya ke Desa Bobong. Jembatan Sungai Talo yang menghubungan Desa talo dengan Kota Bobong. Jembatan Air Bobong yang menghubungkan Desa Kilong ke kota Bobong, serta akses jalan menuju Ke sejumlah kecamatan pun mengalami kerusakan akibat diterjang banjir, ”Hampir semua jembatan putus dan tidak dapat dilewati oleh kendaraan."
Mantan Kapala Badan Kesbangpol ini mengaku, untuk sementara pipa induk milik PDAM Bobong yang membentang di bantaran sungai Ratahaya mengalami kerusakan yang cukup serius, sehingga suplai air bersih ke seluruh desa yang ada di kecamatan Taliabu barat terputus.
”Sampai saat ini air bersih tidak dapat beroperasi, sebab pipa induk dari pusat penampung air di Ratahaya mengalami kerusakan parah, sementara sampai saat ini hujan pun belum berhenti, akibatnya menghambat proses perbaikan pipa. Saat ini kita hanya dapat berharap hujan bisa berhenti agar pemkab dapat mencari solusinya,” tutup Sutomo
Erik
Banjir mulai mengamuk setelah hujan lebat mengguyur sejak pukul 11.32 WITA pada Kamis 24 Agutus kemarin, Imbasnya, sungai Ratahaya meluap dan menggenangi seluruh rumah warga di empat Desa hingga saat ini.
Empat Desa yang terdampak banjir masing-masing Desa Kilong, Bobong, Ratahaya, dan Wayao. Terparah, di Dusun Air Minggu Desa Kilong dengan ketinggian air mencapai 1 meter sehingga warga desa tersebut terpaksa dievakuasi oleh tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulau Taliabu.
”kami sudah mengevakuasi warga ke gedung Sia Dufu Kota Bobong, serta mendirikan tenda, sekaligus memberikan bantuan makan dan minum,” kata Kepala BPBD Kabupaten Pulau Taliabu, Sutomo Teapon saat dikonfirmasi Malut.Co pukul 09.25 WITA pagi tadi di posko darurat banjir Gedung Sia Dufu Bobong.
Lebih Lanjut Sutomo menjelaskan, bahwa dari data yang diperoleh, sebanyak 70 KK yang sudah dievakuasi dari Dusun Air Minggu, ”sejauh ini belum ada laporan terkait korban banjir yang hilang, kita berharap tidak terjadi demikian,” tuturnya.
Akses transportasi, Sutomo menambahkan, ada sejumlah jembatan mengalami kerusakan yang cukup serius , seperti jembatan Air Ratahaya yang menghubungkan Desa Ratahaya ke Desa Bobong. Jembatan Sungai Talo yang menghubungan Desa talo dengan Kota Bobong. Jembatan Air Bobong yang menghubungkan Desa Kilong ke kota Bobong, serta akses jalan menuju Ke sejumlah kecamatan pun mengalami kerusakan akibat diterjang banjir, ”Hampir semua jembatan putus dan tidak dapat dilewati oleh kendaraan."
Mantan Kapala Badan Kesbangpol ini mengaku, untuk sementara pipa induk milik PDAM Bobong yang membentang di bantaran sungai Ratahaya mengalami kerusakan yang cukup serius, sehingga suplai air bersih ke seluruh desa yang ada di kecamatan Taliabu barat terputus.
”Sampai saat ini air bersih tidak dapat beroperasi, sebab pipa induk dari pusat penampung air di Ratahaya mengalami kerusakan parah, sementara sampai saat ini hujan pun belum berhenti, akibatnya menghambat proses perbaikan pipa. Saat ini kita hanya dapat berharap hujan bisa berhenti agar pemkab dapat mencari solusinya,” tutup Sutomo
Erik