Pelabuhan Angin Mamiri, Deritamu Kini

Editor: Taufik
[caption id="attachment_2751" align="alignnone" width="600"] Kondisi Pelabuhan Angin Mamiri | Zet-Malut.Co
[/caption]

Laporan : Mufrid Tawari


Di tengah keroposnya papan jembatan pelabuhan, Jasi Parati, sang motoris lantang memanggil penumpang. "Morotai, Morotai, Morotai" suara lantangnya sejenak menghentikan percakapan-percakapan yang baru saja dimulai diatas pelabuhan Angin Mamiri.


Sang motoris langsung mengarahkan penumpang ke Speedboat dengan sangat berhati-hati, karena sudah banyak lubang akibat keroposnya papan jembatan. Jasi lalu kembali melanjutkan keluh kesahnya, tapi bukan akibat sepi penumpang, melainkan karena kondisi buruk pelabuhan.


"Dulu pelabuhan ini jadi andalan, tapi sekarang pemerintah tidak lagi perhatikan," Keluh Jasi kepada malut.co, usai mengantar penumpang ke dalam speedboat, Kamis 8 Juni 2017, di Pelabuhan SpeedBoat, Dufa-Dufa, Tobelo.


Jangankan jembatan, penumpang akan kesulitan membawa banyak barang karena jalan menuju pelabuhan  harus melalui gang sempit yang berlubang.


[caption id="attachment_2758" align="alignnone" width="600"] Kondisi Jalan Masuk Menuju Pelabuhan Angin Mamiri | Zet-Malut.Co
[/caption]

Sementara dermaga itu tampak berlubang karena sebagian kayu telah patah sana-sini di makan usia.


"Usia pelabuhan sudah 9 Tahun. Tapi tidak pernah diperhatikan oleh Pemda," Ucap Jasi.


Jasi menyatakan, dermaga tersebut seharusnya tak layak pakai lagi. Namun, hal itu terpaksa dilakukan karena tuntutan mata pencaharian.


Jasi, yang juga merupakan sekretaris komunitas speedboat itu mengaku pasrah. Meski begitu dia tetap bersama teman sejawatnya selalu mengingatkan penumpang agar tetap berhati-hati saat melewati pelabuhan.


"Kondisi ini sudah kami sampaikan ke DPRD, tapi sampai sekarang tidak direspon," Terangnya.


Selain Jasi, hal serupa juga disampaikan Ketua Koperasi Transportasi Hamidi Laipo. Dia mengatakan, sudah 9 tahun pemda tidak pernah melakukan perbaikan. Padahal, letak pelabuhan tersebut sangat strategis untuk dikembangkan.


Ia menilai pemda belum mampu membaca peluang keberadaan pelabuhan tersebut. "Kalau kondisi pelabuhan ini baik, bukan hanya kami yang dapat pemasukan, tetapi juga pemda, karena ini berkaitan dengan jalur transportasi ke Morotai, yang mana Morotai kini masuk dalam 10 destinasi wisata dunia. Apalagi dilengkapi fasilitas, maka saya yakin akan mendatangkan banyak pemasukan," Ucapnya menjelaskan.


Speadboat terjadwal setiap hari, namun masih bergantung pada banyak penumpang. Jika musim liburan, penumpang akan meningkat dua kali lipat. Setiap speed bisa mengantar tiga sampai empat kali mengantar penumpang.


"Bulan puasa dan liburan itu banyak penumpang sebab banyak yang pulang kampung. Sedangkan liburan banyak yang pergi ke Dodola, pulau nan indah itu," Aku Hamidi.


Untuk mengatasipasi lonjakan penumpang musiman tersebut, perbaikan jembatan terpaksa harus dilakuakn melalui swadaya para penyedia jasa yang di tabung di koperasi.


"Dermaga ini dibuat murni menggunakan uang kami," Tutupnya sedih.

Share:
Komentar

Terbaru