JAILOLO,MALUT.CO- Kedua bersaudara, anak dari salah seorang pedagang di desa Domato kecamatan Jailolo Selatan (Jalsel) yang berstatus sebagai pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) kedapatan sedang menjual minuman keras (Miras) dagangan milik Orangtua (Ortu) mereka.
Sejumlah wartawan yang tidak sengaja berhenti sejenak di kios tersebut saat kembali dari peliputan penyelesaian masalah tuntutan warga Tuguraci oleh Wakil Bupati Ahmad Zakir Mando Rabu, 27 September 2017, sore tadi, saling bercanda tawa melepas lelah dengan melakukan wawancara live media sosial facebook kepada pemilik kios.
Dengan tidak disangka sambil menanyakan beragam jualan serta disinggung apakah dijual minuman keras (Miras) jenis Captikus, spontan kedua pelajar yang masih lugu itu menjawab kios milik orangtuanya juga menyediakan Miras.
Pertanyaan pun berlanjut oleh wartawan malut.co seputaran Miras jenis Captikus itu kepada kedua pelajar tersebut.
Keduanya mengaku hasil dagangan Miras dijual dengan harga satu kantong plastik, atau biasa disebut satu botol Rp 25 ribu.
Hasil jualan orang tua mereka kabarnya dipasok dari pabrik lokal desa Tauro kecamatan Jailolo.
"Papa ambil dari orang desa Tauro, setiap kali pasok dengan gelong ukuran besar." Ucap pelajar tersebut sambil mengambil satu kantong Miras untuk diberikan pada wartawan karena berpura-pura hendak membeli.
Perlu diketahui proses penjualan Miras jenis Captikus jika di desa-desa lain mungkin terlihat aneh jika dijual oleh seorang pelajar cantik. Tapi di desa Dumato, hal itu sudah menjadi kebiasan, karena masyarakat sekitar tidak asing lagi dengan Miras.
Alamat penjual Miras jenis Captikus yang tertangkap tangan langsung oleh para pewarta itu, merupakan kios dengan bangunan terbuat dari bahan kayu, posisinya kios berada di sisi kiri akses jalan menuju Tobelo, tepatnya berkisar 6 meter sebelum belok kanan menuju desa Tuguraci.
Sejumlah wartawan yang tidak sengaja berhenti sejenak di kios tersebut saat kembali dari peliputan penyelesaian masalah tuntutan warga Tuguraci oleh Wakil Bupati Ahmad Zakir Mando Rabu, 27 September 2017, sore tadi, saling bercanda tawa melepas lelah dengan melakukan wawancara live media sosial facebook kepada pemilik kios.
Dengan tidak disangka sambil menanyakan beragam jualan serta disinggung apakah dijual minuman keras (Miras) jenis Captikus, spontan kedua pelajar yang masih lugu itu menjawab kios milik orangtuanya juga menyediakan Miras.
Pertanyaan pun berlanjut oleh wartawan malut.co seputaran Miras jenis Captikus itu kepada kedua pelajar tersebut.
Keduanya mengaku hasil dagangan Miras dijual dengan harga satu kantong plastik, atau biasa disebut satu botol Rp 25 ribu.
Hasil jualan orang tua mereka kabarnya dipasok dari pabrik lokal desa Tauro kecamatan Jailolo.
"Papa ambil dari orang desa Tauro, setiap kali pasok dengan gelong ukuran besar." Ucap pelajar tersebut sambil mengambil satu kantong Miras untuk diberikan pada wartawan karena berpura-pura hendak membeli.
Perlu diketahui proses penjualan Miras jenis Captikus jika di desa-desa lain mungkin terlihat aneh jika dijual oleh seorang pelajar cantik. Tapi di desa Dumato, hal itu sudah menjadi kebiasan, karena masyarakat sekitar tidak asing lagi dengan Miras.
Alamat penjual Miras jenis Captikus yang tertangkap tangan langsung oleh para pewarta itu, merupakan kios dengan bangunan terbuat dari bahan kayu, posisinya kios berada di sisi kiri akses jalan menuju Tobelo, tepatnya berkisar 6 meter sebelum belok kanan menuju desa Tuguraci.
Lan